Pelatihan Fabrikasi Proses Ekstraksi Selulosa dari Ampas Teh dan Fabrikasi Bioplastik Berbahan Dasar Selulosa Nanokristalin bagi Guru-Guru Sekolah Adiwiyata di Kota Yogyakarta sebagai Upaya Penanggulangan Sampah Plastik

Dalam mengatasi permasalahan prioritas yang diindentifikasi dalam sosialisasi dan pelatihan tentang pembuatan bahan bioplastik berbahan dasar selulosa nanokristalin dari limbah ampas teh sebagai upaya penanggulangan sampah plastik di lingkungan SMAN 5 Yogyakarta diusulkan kerangka solusi yang komprehensif. Kerangka kerja dirancang secara sistematis mengatasi tingginya persentase sampah plastik di Indonesia sehingga menyebabkan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan mengingat sampah plastik mempunyai sifat sulit terdegradasi (nonbiodegradable). Solusinya disesuaikan dengan konteks Pendidikan sekolah mitra kami yang telah menjalankan program sekolah Adiwiyata untuk mencapai hasil yang terukur dan berdampak luas terutama bagi warga sekolah. Adapun Sasaran kegiatan pembuatan bahan bioplastik berbahan dasar selulosa nanokristalin dari limbah ampas teh sebagai upaya penanggulangan sampah plastik adalah guru-guru di sekolah Adiwiyata Kota Yogyakarta.

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) telah terlaksana pada Selasa, 19 Agustus 2025 yang bertempat di SMAN 5 Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh 15 orang Guru SMAN 5 Yogyakarta, 30 siswa, dan pengabdi Tim Dosen dan mahasiswa Departemen Pendidikan Fisika, FMIPA UNY. Acara berlangsung sejak pukul 13.00 hingga 16.00 WIB, diawali dengan registrasi peserta dan sambutan Kepala Sekolah SMAN 5 Yogyakarta oleh Ibu Siti Hajarwati, S.Pd., M.Pd.Si. serta Ketua Tim Pengabdi. Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi yang meliputi selayang pandang grup riset fisika material Departemen Pendidikan Fisika, potensi sampah organik sebagai bahan baku bioplastik serta pelatihan ekstraksi selulosa dari ampas teh dan fabrikasi bioplastik berbahan dasar selulosa nanokristalin. Dalam penyampaian materi juga dipaparkan terkait  urgensi pengurangan sampah plastik di Indonesia, potensi limbah ampas teh sebagai sumber selulosa, serta peran bioplastik sebagai solusi alternatif yang ramah lingkungan.

Pada sesi inti, peserta memperoleh materi pelatihan mengenai tahapan ekstraksi selulosa dari ampas teh melalui proses alkalisasi, bleaching, dan hidrolisis asam hingga terbentuk selulosa nanokristalin. Hasil selulosa nanokristalin tersebut kemudian difabrikasi menjadi bioplastik dengan menggunakan polivinil alkohol (PVA) sebagai matriks dan gliserol sebagai plasticizer melalui metode film casting. Proses ini didemonstrasikan oleh tim dosen menggunakan peralatan laboratorium skala sederhana agar dapat dipahami oleh peserta. Selain metode laboratorium, dilakukan pula praktikum sederhana menggunakan alat dan bahan yang mudah ditemukan berupa tepung tapioka, ampas teh, cuka makan, gliserol, air panas, pewarna makanan, alumunium foil, beaker glass 500 mL, pengaduk, sarung tangan dan stirrer sebagai pemanas. Tahap pembuatan diawali dengan mencampurkan tepung tapioka sebanyak 20 gr dan ampas teh 10 gr ke dalam air panas sebanyak 400 mL. Campuran bahan tersebut dipanaskan dan diaduk sampai tercampur rata, sembari larutan di aduk ditambahkan gliserol 8 mL, cuka 4 mL dan pewarna makanan seucukupnya untuk memberikan warna pada bioplastik. Campuran bahan tersebut dipanaskan hingga mengental, kemudian dituangkan ke atas aluminium foil dan dikeringkan selama tiga hari hingga menghasilkan lembaran bioplastik yang elastis dan transparan. Metode sederhana ini dirancang agar dapat direplikasi secara mandiri oleh guru dan siswa dengan fasilitas yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar.

Selain penyampaian materi, terdapat juga sesi tanya-jawab bagi peserta sosialisasi yang ingin bertanya. Antusiasme peserta terlihat dari partisipasi aktif dalam sesi diskusi yang membahas kemungkinan penerapan bioplastik dan demo fabrikasi bioplastik. Hasil evaluasi menunjukkan seluruh peserta hadir penuh, mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir, serta memberikan umpan balik positif terhadap relevansi pelatihan dengan kebutuhan sekolah Adiwiyata. Secara keseluruhan, kegiatan ini berhasil meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru serta siswa dalam memanfaatkan limbah organik menjadi produk ramah lingkungan. Kegiatan ini juga memberikan dampak keberlanjutan berupa peluang penerapan praktikum bioplastik dalam pembelajaran berbasis proyek di SMAN 5 Yogyakarta, penyusunan artikel ilmiah untuk dipublikasikan pada jurnal internasional, serta rencana pembaruan kerja sama antara FMIPA UNY dengan sekolah mitra dalam rangka penguatan program lingkungan berkelanjutan.